Langsung ke konten utama

AYAH KU GURU TERBAIK KU

Di balik kesibukan bekerja, siang hari bekerja bahkan lembur hingga larut malam karena deadline pekerjaan yang tak kunjung usai, seorang ayah tetap berusaha untuk memberikan yang terbaik buat anaknya. Tak peduli cuaca, kesehatan hingga rela meluangkan waktu di akhir pekan demi menemani sang buah hati bermain atau sekadar jalan-jalan.

Bagi seorang ayah, bagaimana pun keluarga adalah hal yang utama. Berhasil dengan baik  melaksanakan tanggung jawab pekerjaan merupakan motivasi dirinya agar keluarganya bisa hidup sejahtera. Meski di lain sisi, seorang ayah tak terlalu pintar untuk mengungkapkan rasa sayangnya.

Sejatinya, seorang ayah tetaplah pria yang akan selalu menjaga dan merawat buah hatinya dengan hati riang dan bangga.Tak sanggup untuk dilukiskan perjuangan seorang ayah untuk kebaikan masa depan anak anaknya.

Terlahir sebagai anak tua, perempuan pertama dari 7 bersaudara, cukup merasakan kehadiran ayah dalam setiap detik kehidupan. Terkesan semua pendidikan yang ditanamkan ayah semenjak kecil, penuh contoh dan berkesan sampai sekarang. 

Profesi ayah sebagai seorang guru yang sangat dicintai oleh murid muridnya juga menjadi bekas tersendiri bagi kami anak anaknya. Saat itu tidak ada training parenting seperti saat ini, tetapi pelajaran parenting itu diterapkan ayah dalam mendidik kami anak anaknya.

1. Memberikan contoh.
Ayah selalu bangun pagi cepat dan selalu mandi dulu sebelum shalat shubuh, padahal di desa tempat kami lahir, cuacanya sangat dingin untuk mandi sebelum shubuh. Rumah aceh dengan kamar mandi di bawah, tak terbayang bagaimana dinginnya air sumur yang tak beratap. Ternyata ayah melakukan itu sebagai contoh baik buat anak anaknya. Kami tidak diajak mandi sebelum shubuh,  hanya dibangunkan saja untuk melakukan shalat. 
Anak anak memang sukanya mencontoh perilaku orang tua. Sehingga kebiasaan itu menjadi hari hari kami, seolah kami tidak tahu apa arti nya dingin air sumur.
Selesai mandi dilanjutkan dengan shalat shubuh,  lagi lagi pelajaran nya bukan dengan menyuruh, tetapi dengan contoh.


2. Menegur pada momen yang tepat.
Ayah tidak pernah memarahi kami jika tanpa alasan yang jelas. Mengaji dan shalat adalah pelajaran yang kami dapat langsung dari ayah. Jika mengaji, ayah selalu dengan suara keras, sehingga kami bisa mendengar dengan jelas pengucapan hurufnya, walau kami belum bisa baca quran saat itu. Kami ikut shalat bersama ayah, dengan nyaman, tidak pernzh kena tegur.  Tetapi ketika usia kami 7 tahun ke atas, ayah mulai mengajari kami shalat yang benar. Sebagai anak kecil, kalau shalat sering diantara kami saling mengganggu.  Di sinilah ayah menggunakan momen yang tepat untuk memberi pelajaran tentang cara shalat yang benar. Sehingga usia 10 tahun, tidak susah bagi ayah untuk meminta anak shalat dengan benar.

3. Mengajak bersama.
Sarapan pagi, bagi keluarga kami adalah hal yang wajib. Ternyata ini adalah hasil praktek langsung ayah, selalu mengajak anak sarapan pagi bersama. Saat sarapan inilah ayah menggunakan waktu untuk bercerita atau mendengar cerita kami. Ah... masa kecil yang sangat indah, tak akan lekang dalam ingatan. Tadinya kita sarapan karena ajakan, tetapi itu menjadi kebiasaan sampai saya sendiri menerapkan hal itu ke anak anak sekarang. 

4. Berbicara sesuai perkembangan anak. 
Ayah seorang pekerja keras, tidak ada istilah capek dalam kesehariannya.  Pagi beliau mengzjar sampai siang.  Sorenya berkebun di samping rumah. Ketika saya bertanya,  mengapa ayah berkebun, jawabannya: kan kamu suka makan sayur, kapan kamu mau tinggal ambil, sayuran segar. Tetapi saat adek yang bertanya,  jawabannya berbeda : kita harus sehat, mencangkul, menanam, sama seperti olahraga.  Gak perlu harus ke arena olahraga, bisa di kebun seperti ini. Kita sehat,  sayur juga segar, kapan bunda perlu gak harus beli ke warung. Jawaban ayah berbeda sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan anaknya. Nilai sampai kepada anak dengan cara yang berbeda. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak Qu Gen Z

Generasi Z memiliki banyak kelebihan dan potensi besar, mereka juga menghadapi beberapa kelemahan yang perlu diatasi. Penting untuk memahami bahwa setiap individu adalah unik, dan kelemahan yang ada dapat diatasi dengan dukungan, pendidikan, dan pengembangan diri yang tepat. Generasi Z memiliki banyak kelebihan dan potensi besar, mereka juga menghadapi beberapa kelemahan yang perlu diatasi. Sebagai orang tua, penting untuk memahami bahwa setiap individu anak adalah unik, dan kelemahan yang ada dapat diatasi dengan dukungan, pendidikan, dan pengembangan diri yang tepat.

Renungan di Usia 50 tahun

Saat senja tiba, mari merenungkan kehidupan yang telah kita lewati. Alhamdulillah, memasuki usia 50 tahun adalah perjalanan yang melampaui sekadar angka. T ahapan hidup yang dipenuhi dengan berbagai pengalaman, pelajaran, dan ujian. R asa syukur mengalir seiring dengan setiap detak jantung yang diberikan oleh Allah SWT. Sebagai renungan diri, di usia emas ini, beberapa hal yang harus diperhatikan : 1. Tingkatkan hubungan dengan Allah SWT.  Mencapai usia 50 tahun bukan hanya tentang pencapaian fisik, tetapi juga pencapaian spiritual. P erbanyak ibadah, doa, dan ketaatan kepada-Nya. A mal baik anggap sebagai investasi untuk kehidupan akhirat. 2. Perbaiki diri dari kesalahan. Usia 50 tahun menjadi panggung untuk merenung dan memperbaiki diri dari kesalahan masa lalu. 3. Tingkatkan kualitas ibadah. Fokus pada kedalaman dan kesungguhan dalam melaksanakan ibadah. 4. Jaga perilaku dan akhlak.  Tindakan yang dipilih harus mencerminkan kebaikan bagi diri sendiri dan masyara...

INDAHNYA UKHUWAH

Tidak ada seorang pun yang tidak memiliki permusuhan antara kaum Aus dan Khazraj di kota Madinah sebelum Islam. Namun setelah masuk Islam, Allah menyatukan hati di antara mereka. Tidak ada solusi sedikit pun kecuali Islam yang dapat menyatukan hati yang beragam bentuknya, tidak ada yang terjadi kecuali karena tali Allah yang dapat menyatukan mereka menjadi saudara, dan tidak mungkin hati-hati itu akan bersatu kecuali karena  ukhuwah fillah Kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Kita hidup dalam masyarakat yang sangat majemuk. Perbedaan banyak kita temukan di sekitar kita. Karena itu, kita harus dapat saling menjaga diri dalam menjalani hidup di tengah masyarakat yang sangat heteroge n. Keberagaman yang ada membuat kita harus senantiasa menjalin silaturahmi dengan orang lain. Jangan sampai perbedaan menghalangi kita untuk menjalin persaudaraan, karena dengan persaudaraan, kita dapat lebih siap untuk hidup bermasyarakat. Terlebih lagi persaudaraan yang terjalin antar sesama musl...