Langsung ke konten utama

DAHSYATNYA DO'A ORANG TUA

DO'A ORANG TUA
Dalam sebuah majlis taklim, seorang ibu bertanya :  ustazah, apakah saya masih perlu mendo'akan anak saya yang sudah dewasa dan sudah berkeluarga? Mereka tinggal jauh dari saya dan saya sejarang tinggal sendiri...
Subhanallah, begitulah orang tua, saat merindukan anak ada di sampingnya, ada saja pertanyaan yang sebenarnya adalah wujud rindunya ingin anak ada bersamanya. Semoga Allah mudahkan anak yang tinggalnya jauh dari orang tua untuk rutin bisa "saweu" orang tua, karena di saat tua kebersamaan itu menjadi dambaan setiap orang tua.
Membahas masalah doa orang tua kepada anaknya, marilah kita melihat hadist Rasulullah SAW berikut ini :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 Abu Hurairah
“ Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orangtua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).
Lalu dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Anas bin Malik“ Tidak doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi ).
Terlebih lagi Allah subhanahu wa ta’ala memerintah para hamba-Nya untuk senantiasa berdoa dan meminta segala hajat mereka, baik urusan dunia maupun agama. Allah subhanahu wa ta’ala berjanji untuk mengabulkannya. Allah subhanahu wa ta’ala memberi perintah :
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (Ghafir: 60)
Oleh karena itu, jangan biarkan kesempatan mulia ini berlalu begitu saja
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan perbedaan antara harapan dan angan-angan dalam ad-Da’u wa ad-Dawa’ (hlm. 60), “Termasuk hal yang harus diketahui, siapa saja yang mengharapkan sesuatu, harapan/citacita itu berkonsekuensi tiga hal:
  1. Mencintai hal yang diharapkan itu,
  2. Mengkhawatirkan hal itu akan lepas/hilang,
  3. Berusaha mendapatkan hal itu dengan berbagai cara (yang dihalalkan).
Adapun harapan yang tidak diiringi oleh hal-hal yang telah disebutkan di atas, berarti itu hanya angan-angan (bukan harapan). Harapan adalah suatu urusan, sedangkan angan-angan adalah urusan yang lain.
Setiap orang yang mengharapkan sesuatu, akan khawatir apabila yang dia harapkan hilang. Misalnya, orang yang berjalan di jalanan, apabila dia takut/khawatir, dia akan mempercepat jalannya karena khawatir harapan/cita-citanya lepas.”
Berpijak dari perkataan al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah di atas, tatkala orang tua mengharapkan anak-anaknya menjadi saleh dan salehah, maka harapannya menuntut tiga hal yang disebutkan di atas. Ketiga hal di atas menjadi bukti akan harapannya. Jika tidak diiringi dengan usaha, upaya, dan doa secara terus-menerus dengan segenap kemampuannya, ketahuilah bahwa itu hanya angan-angan, bukan harapan.
Di antara upaya dan usaha yang terus bisa dilakukan oleh orang tua adalah doa. Adapun doa orang tua untuk kebaikan anaknya terbagi menjadi dua.

  1. Doa sebelum anak dilahirkan
Contohnya ialah doa Nabiyullah Zakaria ‘alaihissallam. Dengan sebab doa tersebut, Allah subhanahu wa ta’ala mengaruniakan Yahya ‘alaihissallam kepada beliau ‘alaihissallam.
Di sanalah Zakaria mendoa kepada Rabbnya seraya berkata, “Ya Rabbku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, ketika ia tengah berdiri melakukan salat di mihrab. (Katanya), “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh.” (Ali Imran: 38—39)
  1. Doa kebaikan bagi anak setelah dilahirkan
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

وَأَصۡلِحۡ لِي فِي ذُرِّيَّتِيٓۖ إِنِّي تُبۡتُ إِلَيۡكَ

“Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Mu.” (al-Ahqaf: 15)
Doa kebaikan bagi anak kita adalah sebaik-baik sedekah yang bisa kita berikan kepada mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ
“Ucapan yang baik adalah sedekah.” (HR. Muslim no. 1009)
Demikian pula, itu adalah salah satu bukti kecintaan kita kepada mereka karena Allah subhanahu wa ta’ala. Kita menginginkan keselamatan dan kebahagiaan.
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لَِأخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. al-Bukhari dari Anas radhiallahu ‘anhu no. 13)

Peringatan: Orang tua tidak boleh mendoakan kejelekan bagi anak-anaknya dalam kondisi apa pun, baik senang maupun susah, taat maupun maksiat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَمْوَالِكُمْ لَا تُوَافِقُوا مِنْ اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا عَطَاءٌ فَيَسْتَجِيبُ لَكُمْ
“Jangan kalian mendoakan kejelekan atas diri kalian. Jangan kalian mendoakan kejelekan atas anak-anak kalian. Jangan kalian mendoakan kejelekan atas harta kalian. Jangan sampai kalian menepati suatu waktu yang pada waktu itu Allah subhanahu wa ta’ala diminta sesuatu lantas Dia kabulkan bagi kalian.” (HR. Muslim no. 3014)
Dikisahkan, ada seseorang yang datang kepada Abdullah bin al-Mubarak rahimahullah. Dia mengeluhkan kelakuan sebagian anak-anaknya kepada beliau. Beliau rahimahullah balik bertanya, “Apakah kamu pernah mendoakan kejelekan atasnya?”
Dia menjawab, “Ya.”
Beliau rahimahullah berkata, “Engkau telah merusaknya (dengan doamu).”
Di bulan Ramadhan penuh berkah ini, marilah orang tua memperbanyak doa kebaikan bagi anak anaknya.
Semoga kelak,  Allah kumpulkan kita bersama keluarga di syurga seperti hal nya Allah kumpulkan di dunia saat ini.  Amin....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anak Qu Gen Z

Generasi Z memiliki banyak kelebihan dan potensi besar, mereka juga menghadapi beberapa kelemahan yang perlu diatasi. Penting untuk memahami bahwa setiap individu adalah unik, dan kelemahan yang ada dapat diatasi dengan dukungan, pendidikan, dan pengembangan diri yang tepat. Generasi Z memiliki banyak kelebihan dan potensi besar, mereka juga menghadapi beberapa kelemahan yang perlu diatasi. Sebagai orang tua, penting untuk memahami bahwa setiap individu anak adalah unik, dan kelemahan yang ada dapat diatasi dengan dukungan, pendidikan, dan pengembangan diri yang tepat.

Renungan di Usia 50 tahun

Saat senja tiba, mari merenungkan kehidupan yang telah kita lewati. Alhamdulillah, memasuki usia 50 tahun adalah perjalanan yang melampaui sekadar angka. T ahapan hidup yang dipenuhi dengan berbagai pengalaman, pelajaran, dan ujian. R asa syukur mengalir seiring dengan setiap detak jantung yang diberikan oleh Allah SWT. Sebagai renungan diri, di usia emas ini, beberapa hal yang harus diperhatikan : 1. Tingkatkan hubungan dengan Allah SWT.  Mencapai usia 50 tahun bukan hanya tentang pencapaian fisik, tetapi juga pencapaian spiritual. P erbanyak ibadah, doa, dan ketaatan kepada-Nya. A mal baik anggap sebagai investasi untuk kehidupan akhirat. 2. Perbaiki diri dari kesalahan. Usia 50 tahun menjadi panggung untuk merenung dan memperbaiki diri dari kesalahan masa lalu. 3. Tingkatkan kualitas ibadah. Fokus pada kedalaman dan kesungguhan dalam melaksanakan ibadah. 4. Jaga perilaku dan akhlak.  Tindakan yang dipilih harus mencerminkan kebaikan bagi diri sendiri dan masyara...

INDAHNYA UKHUWAH

Tidak ada seorang pun yang tidak memiliki permusuhan antara kaum Aus dan Khazraj di kota Madinah sebelum Islam. Namun setelah masuk Islam, Allah menyatukan hati di antara mereka. Tidak ada solusi sedikit pun kecuali Islam yang dapat menyatukan hati yang beragam bentuknya, tidak ada yang terjadi kecuali karena tali Allah yang dapat menyatukan mereka menjadi saudara, dan tidak mungkin hati-hati itu akan bersatu kecuali karena  ukhuwah fillah Kita hidup di dunia ini tidak sendiri. Kita hidup dalam masyarakat yang sangat majemuk. Perbedaan banyak kita temukan di sekitar kita. Karena itu, kita harus dapat saling menjaga diri dalam menjalani hidup di tengah masyarakat yang sangat heteroge n. Keberagaman yang ada membuat kita harus senantiasa menjalin silaturahmi dengan orang lain. Jangan sampai perbedaan menghalangi kita untuk menjalin persaudaraan, karena dengan persaudaraan, kita dapat lebih siap untuk hidup bermasyarakat. Terlebih lagi persaudaraan yang terjalin antar sesama musl...