Itu sebuah quote yang membuat kaum perempuan terbela dan bersemangat untuk memainkan peran dalam dunia perpolitikan.
Dengan modal semangat inilah, kaum perempuan mencoba bangkit untuk maju menjadi anggota partai politik sebagai kendaraan mereka menuju parlemen. Akan tetapi lagi lagi muncul hal lain yang membuat kaum perempuan ragu, karena perempuan yang mau maju sebagai caleg harus lebih serius dibandingkan kaum laki laki.
Diantara hambatan yang harus dilalui perempuan dalam politik:
1. Perempuan kalah start dibandingkan laki laki. Saat laki laki sudah siap siap turun ke masyarakat untuk mengenalkan diri, perempuan masih diam dalam keraguannya.
2. Beban berlapis yang dimiliki perempuan. Seharusnya jika punya niat yang benar untuk menolong masyarakat, maka beban berlapis ini bisa dilewati dengan baik, dan justru menjadi peluang bagi perempuan.
Beban berlapis yang dimaksud, misalnya izin suami untuk maju sebagai caleg. Harus mengurus rumah dulu baru bisa beraktivitas keluar rumah.
3. Kemampuan ekonomi rendah. Perempuan yang maju sebagai aleg sering dikatagorikan sebagai caleg miskin yang butuh diperhatikan dan di dukung oleh sekeliling nya.
4. Pendidikan politik perempuan lebih rendah dibandingkan laki laki.
Dan masih banyak hambatan lainnya yang membuat kaum perempuan kadang maju mundur saat ditawarkan menjadi caleg.
Hambatan yang dialami kaum perempuan, kiranya perlu menjadi perhatian partai politik dan pemerintahan. Hal ini bukan hanya untuk menutupi quota 30% perempuan sebagai syarat peserta pemilu, akan tetapi untuk melengkapi demokrasi ini agar lebih indah dan berimbang.
Sementara perempuan sendiri perlu meningkatkan kapasitas diri, agar layak dipilih menjadi wakil rakyat. Perempuan harus cerdas dalam mengelola diri. Modal berani berbicara di depan publik saja tidak cukup, tetapi dibutuhkan perempuan yang bisa berbicara terstruktur dan bijak.
Perempuan perlu memahami aturan pemilu dan strategi dalam pertarungan politik. Diantara strategi adalah terus lah bekerja dan berkarya, biarlah masyarakat yang menilai. Bangun jejaring dengan semua komponen termasuk media yang siap mempublikasikan kerja perempuan.
Perempuan yang terampil adalah harapan masyarakat. Berusaha lah terus untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas diri. Jangan Berusaha menjadi laki laki agar terpilih menjadi aleg. Tetaplah menjadi perempuan dan gunakan kekuatan yang ada untuk maju. Power dibutuhkan untuk memperjuangkan masyarakat.
Dan akhirnya niat baik harus tetap dijaga, InsyaAllah jalan akan lancar dan mudah.
( Suriawati Hasballah )
Komentar
Posting Komentar